Jamaah
Ikhwanul Muslimin mengabaikan ancaman militer yang akan menggunakan
kekuatan militer menghadapi aksi para pendukung Presiden Mohamad Mursi.
Hari
Jum'at ini, Jamaah Ikhwanul Muslimin akan melakukan aksi besar-besaran
secara nasional, di seluruh wilayah Mesir, memprotes atas pembantaian
dan kekejaman yang dilakukan oleh rezim militer Mesir.
Aliansi
Nasional untuk Legitimasi mengatakan bahwa aksi demonstrai akan
berlangsung dimulai dengan doa bagi para syuhada dan shalat ghaib di
masjid-masjid secara nasional, dan pemimpin Ikhwan juga menyerukan
protes atas pembebasan mantan Presiden Hosni Mubarak, Kamis, 21/8/2013.
"Kami
akan tetap teguh dengan sikap kami, sampai kami dapat mengalahkan rezim
milier", ujar para pemimpin koalisi pendukung Presiden Mohamad Mursi.
Pemimpin Ikhwanul Muslimin Menyerukan Aksi Protes
Sementara
itu, seorang pemimpin Jamaah Ikhwanul Muslimin menyerukan protes massa
atas pembebasan Presiden Hosni Mubarak pada Kamis.
"Jika
rakyat tidak turun ke jalan memprotes pembebasan Mubarak, mereka
adalah pembohong dan tidak bisa mengklaim sebagai revolusioner," kata
pemimpin Ikhwanul Ashraf Abdel Ghaffar- kepada kantor berita Turki
Anadolu.
Pengadilan
Mesir pada hari Rabu memerintahkan pembebasan Mubarak setelah menerima
banding pengacaranya 'terhadap tuduhan bahwa ia telah menerima hadiah
jutaan pound Mesir", ungkap harian Al-Ahram, Kamis, 20/8/2013.
"Saya tidak heran dengan keputusan itu," kata pemimpin Jamaah Ikhwan, Abdel-Ghaffar.
Pemerintah Mesir pada hari Rabu memerintahkan Mubarak dipindahkan dari penjara dan ditempatkan di bawah tahanan rumah.
Mohktar
al-Ashri, kepala komite hukum Partai Kebebasan dan Partai Keadilan,
sebelumnya telah meramalkan bahwa pembebasan Marsekal Hosni Mubarak, dan
ini akan mendorong aksi yang lebih besar menentang keputusan pengadilan
yang membebaskan Mubarak.
"Ini adalah titik awal untuk gerakan damai rakyat di masa mendatang," kata al-Ashri kepada Anadoulu.
"Revolusi telah belajar banyak dan akan terus menghadapi realitas baru, dan kami akan terus bergerak secara damai," tambahnya.
Pemimpin
Ikhwanul mengatakan bahwa pembebasan Mubarak menunjukkan bahwa
"revolusi menghadapi tantangan baru, terutama dari kekuatan lama yang
terus melakukan konsolidasi", tuturnya. Seluruh kekuatan rezim lama
telah melakukan konsolidasi, dan sekarang mencengkeram kembali Mesir
dengan menggunakan senjata. mashd/wb.c / voa-islam.com