Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Dalam Fatawa Syaikh bin Bazz disebutkan,
bahwa para ulama salaf terdahulu menyambut Ramadhan dengan perasaan
senang dan bahagia, serta saling berpesan untuk mengisinya dengan amal
shalih. Karena bulan Ramadhan adalah bulan agung. Karunia besar dari
Allah bagi siapa yang mendapatkannya.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
memberi kabar gembira kepada para sahabatnya. Beliau bersabda,
“Ramadhan telah datang kepada kalian. Bulan penuh berkah. Bulan yang
Allah jadikan puasa di dalamnya fardhu (kewajiban). Shalat di malamnya
sebagai amalan sunnah.” Karenanya, seorang mukmin pantas bergembira
dengan datangnya bulan (Ramadhan) ini. Ia bersungguh-sungguh dalam
mengerjakan amal shalih di dalamnya. Ia bergembira dengan kedatangannya
sebagaimana Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyampaikan kegembiraan kepada sahabatnya dengan kedatangan bulan mulia ini.
Bukti kesenangan akan menemui Ramadhan,
maka ia banyak berdoa kepada Allah agar disampaikan kepada bulan penuh
berkah ini dalam kondisi sehat wal ‘afiat. Sehingga ia bisa mengisi
Ramadhan dengan puasa, qiyam, zikir, tilawah, dan amal-amal shaleh
lainnya dengan maksimal.
Sebagian ulama salafush shalih berdoa
kepada Allah agar disampaikan kepada Ramadhan. Lalu mereka berdoa agar
Allah berkenan menerima amal ibadah mereka. Ma’la bin al-Fadhl berkata:
Mereka (para ulama salaf) berdoa kepada Allah enam bulan sebelumnya agar
disampaikan kepada Ramadhan, lalu mereka berdoa selama enam bulan
sesudahnya agar diterima ibadah dari mereka.”
Dari Abu 'Amr Al-Auza'ه, ia berkata: Adalah Yahya bin Abi Katsir berdoa memohon kehadiran bulan Ramadhan:
اَللَّهُمَّ سَلِّمْنِي إِلَى رَمَضَانَ ، وَسَلِّمْ لِي رَمَضَانَ ، وَتُسلمهُ مِنِّي مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, selamatkanlah aku agar bisa
berjumpa dengan Ramadhan, selamatkanlah aku agar berhasil menjalani
Ramadhan, dan terimalah amalku.” (Hilyatul Auliya', juz 1, hlm. 420)
Ditemukan juga petunjuk Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam
untuk memperbanyak puasa dan membiasakan ibadah di bulan Sya’ban. Di
samping karena bulan Sya’ban adalah bulan yang sering dilalaikan manusia
dan amal anak Adam diangkat kepada Allah Ta’ala, memperbanyak puasa di
bulan Sya’ban juga sebagai persiapan dan pembiasaan diri dengan
amal-amal Ramadhan. Hal ini akan menjadikan seorang muslim terbiasa
berpuasa sehingga saat menjalani shiyam Ramadhan akan terasa lebih
ringan sehingga ia bisa mengisi Ramadhan –baik siang atau malamnya-
dengan ibadah dan aktifitas yang baik.
Tidak boleh dilupakan pula dalam
menyambut Ramadhan adalah Al-Qur'an al-Karim; membaca dan mengkajinya.
Lebih utama jika mampu menghatamkan di bulan Sya’ban sehingga ia memulai
tilawatul Qur’an dari awal surat. Jika ini dilakukan, insya Allah akan
membuatnya ringan menghatamkan qira’atul Qur’an di bulan Ramadhan.
Peran Al-Qur'an sebagai cahaya yang
menerangi hati seorang muslim, melapangkan dadanya dan menyucikan
qalbunya akan memberi dampak hebat terhadap ibadah selainnya di bulan
Ramadhan dan bulan-bulan lainnya. Karenanya, seorang muslim tidak boleh
meninggalkannya dan pelit membacanya.
Shalat malam juga menjadi bekal yang tak
boleh tinggalkan. Karena hadits nabawi menyebutkan keutamaan malam
bulan Ramadhan dengan qiyamullail atau shalat tarawih. Jika ia sudah
terbiasa dengan shalat malam ini, maka ia akan lebih ringan menjalankan
shalat Tarawih berjamaah dan menghidupkan malamnya dengan memperbanyak
shalat. Ia bisa mermunajat kepada Rabb-nya di malam Ramadhan tanpa
merasa berat dan payah.
Bekal lain yang tidak kalah urgensinya adalah zikrullah 'Azza Wa Jalla.
Dengan zikrullah ini seorang muslim akan dimudahkan dalam menjalankan
berbagai aktifitas ibadahnya. Ini meningkatkan kembali aktifitas zikir
harian yang bersifat khusus dan umum; sepeti zikir ba’da shalah, zikir
pagi dan petang hari, zikir menjelang tidur, memperbanyak istighfar di
waktu sahur, dan selainnya. Ia membiasakan zikir dengan lisannya di mana
saja berada kecuali di tempat-tempat yang dilarang seperti di kamar
kecil dan saat jima’.
Keutamaan zikir kita temukan cukup banyak dalam Al-Qur'an dan Sunnah Nabawiyah. Di antaranya firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku
niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan
janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah: 152)
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيراً وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُم مَّغْفِرَةً وَأَجْراً عَظِيماً
“laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Ah-Ahzab: 35)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيراً لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
apabila kamu memerangi pasukan (musuh), maka berteguh hatilah kamu dan
sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Anfal: 45)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda dalam nasihat umumnya, “Lisanmu senantiasa basah karena sebab Zikrullah.” (HR. Ahmad, Al-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Inilah beberapa bekal yang harus
disiapkan untuk menyambut tamu mulia tahunan, Bulan Ramadhan yang penuh
berkah. Menyiapkan persiapan bukti nyata adanya rasa senang dan bahagia
atas kehadiran Ramadhan. Karena siapa yang ingin memperoleh sesuatu maka
ia harus menyiapkan bekal dengan baik. Siapa yang ingin mendapatkan
hasil baik di bulan Ramadhan maka ia harus menyiapkan dengan baik
bekal-bekalnya. Wallahu Ta’ala A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Oleh : Ustadz Badrul Tamam