KLAIM Syiah yang sering menyatakan memiliki akar kuat dalam sejarah
dunia Islam kerap membingungkan Masyarakat. Menyikapi fenomena ini, Asep
Sobari, Lc. Peneliti sejarah dari INSISTS menekankan pentingnya
pembelajaran sejarah untuk mematahkan klaim tersebut.
“Saya pribadi menilai bahwa pembelajaran aspek sejarah (terkait
polemik Syiah) adalah hal yang sangat mendasar. Sebab jika kita
menggunakan pendekatan aspek ibadah yang tampak, mereka sangat mudah
memelintirnya dengan statement ‘ah, ini kan hanya perbedaan furu’iyyah saja,’” ungkapnya kepada Islampos di sela-sela acara “Kepemimpinan Muslim Muda Indonesia-Malaysia”, di Bogor (05/11/2013).
Asep Sobari menjelaskan bahwa Syiah tidak memiliki legitimasi dan bahkan sejatinya asing dalam sejarah Islam.
“Baik dari klaim mereka soal wasiat khusus dari Rasulullah, bahkan
hadits Ghadir Khumm sekalipun sama sekali tidak berimplikasi pada fakta
sejarah yang nyata bahwa Ali ra. (dan keturunannya) adalah sebagai Imam
dan pewaris kenabian setelah Rasulullah. Ini artinya, ideologi Syiah
yang bersandar pada keutamaan Ali ra. beserta para imam keturunannya
adalah asing dalam sejarah Islam,” ujar Alumnus Universitas Islam
Madinah ini.
Mengenai persitiwa Karbala, Asep Sobari pun mempertanyakan klaim
orang-orang Syiah yang menjadikan moment tersebut sebagai salah satu
tonggak ideologinya.
“Coba kita lihat, paska terbunuhnya Husein ra. siapa yang paling keras merespon peristiwa ini? Orang-orang Madinah (ahlussunnah) lah yang merespon paling keras. Sementara orang-orang ‘Syiah’ di Kuufah tidak satupun yang muncul membela Husein ra.”
Lebih jauh, Asep Sobari mengutarakan analisisnya terkait kemunculan Syiah dalam tubuh Islam.
“Saya berpendapat bahwa Syiah adalah produk fitnah yang
dilancarkan musuh-musuh Islam pada zaman itu (Persia, Romawi, dan
non-muslim lainnya), yang kehilangan hak-hak istimewa mereka selama
berkuasa dan secara militer pun tidak mampu untuk menandingi semangat
jihad kaum muslimin. Dengan kata lain, Syiah adalah faham asing yang
disisipkan ke dalam umat,” tutupnya. [eza/Islampos]