News Update :

Shahabiyah Asma binti Yazid, Orator Wanita Yang Ulung

01 September 2013 13.24




Beliau adalah Asma binti Yazid bin As-Sakan bin Rafi bin Umru Qais bin Abdul Asyhal bin Harits. Seorang wanita ahli hadits, mujahidah yang agung, cerdas, taat beragama, dan ahli pidato, sehingga ia digelari orator wanita. Sesuatu yang spesial dalam diri Asma adalah kehalusan perasaannya dan kehalusan budi bahasanya, sebagaimana remaja muslimah lainnya yang lahir dari madrasah kenabian.

Dia adalah wanita teguh pendirian dan pejuang yang gagah berani. Dia adalah contoh wanita pelopor dalam berbagai bidang. Asma datang dalam serombongan kaum wanita kepada Nabi untuk berbaiat pada tahun pertama Hijriyah, berjanji untuk taat kepada Islam. Asma berbaiat kepada Nabi Shalallahu’alaihi wassalam dengan penuh kejujuran dan keikhlasan. Dalam kitab-kitab sirah (sejarah) disebutkan bahwa ketika mau melakukan baiat, Asma memakai dua gelang emas yang besar di kedua tangannya, maka Nabi Shalallahu’alaihi wassalam bersabda kepadanya,

“Lemparkanlah kedua gelang itu, wahai Asma! Apakah engkau tidak takut jika engkau kelak memakaikan gelang dari api neraka kepadamu?”

Tanpa membantah atau berbicara sedikit pun, dia langsung melaksanakan perintah Rasul Shalallahu’alaihi wassalam. Kedua gelang itu dilepaskannya dan diletakkannya di hadapan Nabi Shalallahu’alaihi wassalam.
Asma pernah diutus oleh kaum wanita untuk membicarakan masalah mereka kepada Rasul Shalallahu’alaihi wassalam. Suatu ketika dia datang kepada Rasul Shalallahu’alaihi wassalam dan berkata,

“Wahai Rasul Shalallahu’alaihi wassalam, aku adalah utusan dari sekelompok wanita kepadamu. Apa yang akan kutanyakan sama dengan pertanyaan mereka dan pendapat mereka sama dengan pendapatku.. Sesungguhnya Allah ta’ala telah mengutusmu kepada seluruh kaum laki-laki dan kaum wanita, maka kami beriman dan mengikutimu. Akan tetapi, kami kaum wanita, terbatas  gerak-geriknya. Kami hanyalah sebagai tiang penyangga (pengurus) rumah tangga, tempat penyaluran syahwat para laki-laki, dan yang mengandung anak-anak mereka, sedang kaum laki-laki memperoleh keutamaan, dengan diperintahkannya melakukan shalat berjamaah, mengantar jenazah, dan berjihad di medan perang. Jika kaum laki-laki keluar untuk berperang, kamilah yang menjaga harta-harta mereka dan mengasuh anak-anak mereka. Oleh karena itu, apakah kami bisa mengimbangi pahala mereka, wahai Rasulullah?”

Mendengar pertanyaan seperti itu, Rasul Shalallahu’alaihi wassalam lalu menoleh kepada para shahabat yang ada di dekatnya dan bertanya, “Pernahkah kalian mendengar pertanyaan wanita lain tentang urusan agamanya yang lebih baik daripada pertanyaan wanita ini?” Mereka menjawab, “Belum pernah, wahai Rasul. Selanjutnya, beliau bersabda, ”Kembalilah engkau, wahai Asma, dan beritahukan kepada wanita-wanita yang mengutusmu bahwa perlakuan baik salah seorang dari kalian kepada suaminya, usahanya mencari keridhaan suaminya, dan ketaatannya kepada suaminya, dapat menyamai pahala dari amal laki-laki yang engkau sebutkan tadi.” Asma pulang sambil bertahlil dan bertakbir karena saking gembiranya dengan apa yang disampaikan Rasul Shalallahu’alaihi wassalam. Ma syaa Allah!

Hati Asma sebenarnya sangat ingin untuk ikut dalam berjihad. Akan tetapi, keadaan tidak memungkinkan dia menyampaikan tuntutan tersebut. Keinginannya untuk terjun ke medan jihad baru terwujud setelah Rasul saw wafat, yaitu ketika terjadi perang Yarmuk pada tahun ke-13 Hijriyyah.

Dalam perang besar (Yarmuk) itu Asma binti Yazid bersama kaum mukminah lainnya berada di barisan belakang laki-laki. Semuanya berusaha mengerahkan segenap kekuatannya untuk mensuplai persenjataan pasukan laki-laki. Memberi minum kepada mereka, mengurus mereka yang terluka, dan mengobarkan semangat jihad mereka.

Ketika peperangan berkecamuk dengan begitu serunya, ia berjuang sekuat tenaganya. Akan tetapi, dia tidak menemukan senjata apapun, selain tiang penyangga tendanya. Dengan bersenjatakan tiang itulah, dia bisa menyusup ke tengah-tengah medan tempur dan menyerang musuh yang ada di kanan dan kirinya. Sampai akhirnya, dia berhasil membunuh sembilan orang tentara Romawi. Hal ini sebagaimana dijelaskan Ibnu Hajar,  Dia adalah asma binti Yazid bin As-Sakan yang ikut terjun dalam perang Yarmuk. Pada hari itu dia berhasil membunuh sembilan orang tentara Romawi dengan menggunakan tiang tendanya.

Setelah perang Yarmuk ia masih hidup dalam waktu yang cukup lama. Asma keluar dari medan pertempuran dengan luka parah, sebagaimana juga banyak dialami pasukan kaum muslimin. Akan tetapi, Allah berkehendak ia tetap hidup dalam waktu yang cukup lama. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada Asma binti Yazidd bin As-Sakan, dan memuliakan tempatnya di sisi-Nya atas berbagai Hadits yang diriwayatkannya, dan atas segala pengorbanannya. Dia telah berbuat sesuatu agar dijadikannya contoh bagi wanita muslimah lainnya, yaitu kerelaan dan tekadnya yang kuat untuk membela dan mempertahankan agama Allah dan mengangkat panji Islam sampai agama Allah tegak di muka bumi.
(esqiel/al-mustaqbal.net/muslimahzone.com)
 

© Copyright Indahnya Islam 2010 - 2016 | Powered by Blogger.com.