Pagi ini, pukul 09.00 WIB, ribuan warga Lenteng Agung
yang terdiri dari jamaah masjid, musholla, majelis taklim dan pesantren
akan berkumpul untuk mengepung kantor kelurahan Lenteng Agung untuk
mendesak Lurah Lentang Agung, Susan Jasmin Zulkifly dipindahkan ke
wilayah lain.
Ada beberapa masjid yang mendatangkan jamaahnya untuk
mengepung kantor kelurahan LA, diantaranya: Masjid al Mubarok, Masjid al
Ghoni, Masjid al Maghfiroh, Masjid al-Mutatharihin, Masjid as Syuhada,
Masjid As-Shiddiqiyah, dan Masjid Nurul Mukmin. “Kami mempersatukan
warga Lenteng Agung melalui media masjid dan musholla untuk menolak
kepemimpinan Lurah Susan yang non muslim,” kata KH. Solihin Ilyas, Kiai
Betawi asli yang berpengaruh di Lenteng Agung.
Tercata, ada 22 masjid, 58 musholla, 148 majelis taklim
sepakat untuk tidak akan mengundang lurah dalam bentuk kegiatan apapun,
termasuk kegiatan keagamaan hari-hari besar Islam. Kami juga tidak akan
mengikuti program pemerintah melalui kelurahan, selama dipimpin oleh
Lurah yang non muslim. “Kalau program lurah sudah tidak berjalan, buat
apa bertahan. Lebih baik pindah saja ke wilayah lain,” kaya H. Yahya
Hasibuan.
Ketika ditanya, apakah aksi ini akan menduduki
kelurahan? “Nggak kok, kita hanya melakukan aksi damai, tidak mau
kemasukan orang luar yang bebuat anarkis. Kita ini mau aksi damai dengan
membaca tahlil, al Qur’an, dan orasi,”kata KH. Solihin.
Kenapa kiai, tokoh masyarakat dan warga Lenteng Agung
menolak Lurah non muslim? “Kami hanya ikuti seperti yang diajarkan
Rasul, menjaga iman. Sekarang ini belum terasa, tapi 10-20 tahun
mendatang, lurah di wilayah Jakarta yang mayoritas muslim, bisa-bisa
diisi oleh lurah non muslim. Kami akan terus berjuang dan mempertahankan
iman kami. Kami bergerak untuk memperkokoh iman, khususnya di wilayah
LA,” ungkap KH. Solihin yang mengajar ilmu agama Islam di
kampung-kampung. [desastian] / voa-islam.com