رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak
cucuku orang-orang yang senantiasa mendirikan salat, Wahai Tuhan kami,
perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)
____________________________________
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Doa ini adalah salah satu doa terbaik yang pernah dipanjatkan Nabiyullah Ibrahim ‘Alaihis salam
yang dibadikan dalam Al-Qur'an. Pasti doa ini sangat istimewa dan penuh
keberkahan. Selayaknya setiap hamba mukmin menjaganya dan senantiasa
membacanya. Karena tidak ada sesuatu yang lebih disukai seorang hamba
mukmin daripada dia dan orang-orang yang dicintainya menjadi ahli
shalat. Karena shalat memiliki kedudukan yang sangat penting dalam agama
seseorang. Shalat menjadi tiang agamanya dan barometer keimanannya,
jika baik shalatnya maka baik pula semua amalnya; sebaliknya jika buruk
shalatnya maka buruk pula semua amalnya.
Allah mengabadikan doa Ibadurrahman yang
berisi harapan dari pasangan dan anak turunnya sebagai qurrata a’yun
(penyejuk mata dan pembahagia hati), yakni mereka menjadi hamba-hamba
Allah yang taat kepada-Nya.
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Ya Tuhan kami, anugerahkanlah
kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati
(kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Furqan: 74)
Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah
memaknakan “Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami
dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami),” adalah yang taat
kepada Allah, karena tiada sesuatu yang lebih membuat senang pandangan
seorang mukmin dari pada melihat orang yang dicintainya dalam ketaatan."
(Lihat Fathul Baari dalam tafsir ayat di atas).
Sebaliknya, Allah menyebutkan ciri utama generasi pengganti buruk lagi sesat dengan sifat tidak memperhatikan urusan shalat.
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
“Maka datanglah sesudah mereka,
pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan salat dan memperturutkan hawa
nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (QS. Maryam: 59)
Makna Idha’atus Shalat (menyia-nyiakan shalat) menurut ulama tafsir adalah shalat di luar waktunya dan suka meninggalkan shalat.
Karenanya Syariat datang memerintahkan
kepada orang tua untuk menyuruh anak-anaknya shalat saat usia 7 tahun.
Jika masih suka meninggalkan shalat saat masuk usia 10 tahun agar
memukulnya. Ini juga mengandung perintah agar orang tua mengajari
anak-anaknya shalat.
Kemudian usaha ini disempurnakan dengan
doa agar Allah memberikan taufik kepada diri kita dan anak-anak turun
kita untuk menjaga urusan shalat ini. Karena tidak ada sesuatu terjadi
di muka bumi ini kecuali dengan izin dan kehendaknya, termasuk menjadi
orang yang menegakkan shalat.
Penjelasan Isi Doa
Maksud “Ya Tuhanku, jadikanlah aku
orang-orang yang senantiasa mendirikan salat” adalah: Wahai Rabbku
jadikan aku termasuk orang yang menjaga shalat pada waktunya,
menyempurnakan rukun dan syarat-syaratnya, serta apa saja yang
menjadikan shalat itu sempurna. Dikhususkannya menegakkan shalat dengan
doa ini yang tidak diminta secara khusus pada ibadah-ibadah selainnya
menunjukkan pentingnya urusan shalat. Karena shalat merupakan syi’ar
iman dan pokok amal dalam Islam.
“Dan anak turunku. .”: begitu juga
jadikan dari anak turunku orang yang menegakkan shalat dengan cara yang
sempurna dan paripurna.
“Wahai Tuhan kami, perkenankanlah
doaku,”: Ya Allah kabulkan doaku ini. Berisi pengulangan dan desakan
agar doa benar-benar dikabulkan. Dibuktikan pengulangan nida’
(panggilan) kepada Allah dengan menyebut Rububiyyah-Nya yang menunjukkan
tadharru’ (merendahkan diri) yang sempurna di hadapan Allah 'Azza Wa Jalla. Wallahu Ta’ala A’lam. [PurWD/voa-islam.com]
Oleh: ustadz Badrul Tamam