Oleh: Abu Misykah Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Kasak-kusuk Ustadz Muzakir Syiah belum
juga terjawab melalui kajian terbuka tentang Syi’ah ““KEUNGGULAN SUNNI
TERHADAP SYI’AH” dengan pembicara Ustadz Muzakir sendiri. Sebagian umat
Islam masih tetap bingung dengan posisi Kiai Gumuk ini terhadap Syi’ah.
Terlebih beliau tidak mau mengeluarkan statement tegas, “Syiah Sesat.”
Saat seorang jamaah bertanya tentang
sejauh mana kesesatan Syi’ah yang ada sekarang ini, beliau menjawab
diplomatis dan muter-muter, meski akhirnya dia mengatakan ada Syi’ah
yang sesat. Namun beliau tak bisa menunjukkan langsung siapa-siapanya.
Ini mengesankan, seolah di sana ada Syi’ah yang tidak sesat. Padahal
prinsip-prinsip ajaran Syi’ah –termasuk Imamiyah Itsna ‘Asyariyah- yang
telah ditulis oleh Ulama-ulama mereka dalam kitab rujukan Syiah tidak
diragukan lagi kesesatannya. Mereka melaknat para sahabat Istri-istri
Nabi dan para sahabat beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Kita lihat misalnya dalam kitab La-aliul
Akhbar, IV/92 milik Muhammad al-Tuursiirkani, disebutkan doa-doa yang
berisi laknat terhadap Abu Bakar, Umar, dan sahabat lainnya serta
istri-istri Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam.
اللهم العن
عمر، ثم أبا بكر وعمر، ثم عثمان وعمر، ثم معاوية وعمر، ثم يزيد وعمر، ثم
ابن زياد وعمر، ثم ابن سعد وعمر، ثم شمر وعمر، ثم عسكرهم وعمر. اللهم العن
عائشة وحفصة وهند وأم الحكم والعن من رضي بأفعالهم إلى يوم القيامة
"Ya Allah laknatlah Umar, lalu Abu Bakar
dan Umar, lalu Ustman dan Umar, lalu Mu'awiyah dan Umar, lalu Yazid dan
Umar, lalu Ibnu Ziyad dan Umar, lalu Ibnu Sa'ad dan Umar, lalu bala
tentaranya dan Umar. Ya Allah, laknatlah 'Aisyah, Hafshah, Hindun, Ummu
Hakam, dan laknatlah orang-orang yang ridha dengan perbuatan mereka
hingga hari kiamat."
Pendapat Tentang Kafirnya Sekte Syiah
Jika Ustadz Mudzakir tidak berani tegas
menghukumi kesesatan sekte Syiah melalui ajarannya yang menyimpang, para
ulama Islam sejak beberapa abad lalu - semisal: Imam Malik, Imam Ahmad,
Imam Bukhari dan lainnya- telah mengeluarkan fatwa tegas tentang sesat
dan kafirnya golongan Syi’ah Rafidhah. Berikut ini beberapa pendapat dan
fatwa para ulama Islam mengenai golongan Syi'ah Rafidhah yang disebut
dengan Itsna Asy'ariyah dan Ja'fariyah.
Pertama: Imam Malik
Al-Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar al Marwadzi, ia berkata: "Saya mendengar Abu Abdullah berkata, bahwa Imam Malik berkata:
الذي يشتم أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم ليس لهم اسم أو قال : نصيب في الإسلام
"Orang yang mencela shahabat-shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islam." (As Sunnah, milik al-Khalal: 2/557)
Ibnu katsir berkata saat menafsirkan firman Allah Ta'ala:
مُحَمَّدٌ
رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ
رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ
اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ
ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الإنْجِيلِ كَزَرْعٍ
أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ
يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا
عَظِيمًا
" Muhammad itu adalah utusan Allah
dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat
mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya,
tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah
sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil,
Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya Maka tunas itu
menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah Dia dan tegak Lurus di
atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena
Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan
orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang
besar."
Beliau berkata: "Dari ayat ini, dalam satu riwayat dari Imam Malik –rahmat Allah terlimpah kepadanya-, beliau mengambil kesimpulan tentang kekafiran Rafidhah yang membenci para shahabat Radhiyallahu 'Anhum.
Beliau berkata: "Karena mereka ini membenci para shahabat, dan
barangsiapa membenci para shahabat, maka ia telah kafir berdasarkan ayat
ini." Pendapat ini disepakati oleh segolongan ulama radhiyallahu 'anhum." (Tafsir Ibnu Katsir: 4/219)
Imam al-Qurthubi rahimahullah berkata:
لقد أحسن
مالك في مقالته وأصاب في تأويله فمن نقص واحداً منهم أو طعن عليه في روايته
فقد رد على الله رب العالمين وأبطل شرائع المسلمين
"Sungguh sangat bagus ucapan Imam Malik
itu dan benar penafsirannya. Siapa pun yang menghina seorang dari mereka
(sahabat Nabi) atau mencela periwayatannya, maka ia telah menentang
Allah, Tuhan alam semesta dan membatalkan syari'at kaum Muslimin."
(Tafsir al-Qurthubi: 16/297)
Kedua: Imam Ahmad
Banyak riwayat telah datang darinya
dalam mengafirkan golongan Syi'ah Rafidhah. Di antaranya: Al-Khalal
meriwayatkan dari Abu Bakar al Marwadzi, ia berkata: "Aku bertanya
kepada Abu Abdillah tentang orang yang mencela Abu Bakar, Umar, dan
'Aisyah?" Beliau menjawab,
ما أراه على الإسلام
"Aku tidak melihatnya di atas Islam."
Al-Khalal berkata lagi: Abdul Malik bin Abdul Hamid memberitakan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Abu Abdillah berkata:
من شتم أخاف عليه الكفر مثل الروافض
"Barang siapa mencela (sahabat Nabi
Shallallahu 'Alaihi Wasallam) maka aku khawatir ia menjadi kafir seperti
halnya orang-orang Rafidhah." Kemudian beliau berkata:
من شتم أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم لا نأمن أن يكون قد مرق عن الدين
"Barangsiapa mencela Shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam maka kami khawatir ia telah keluar dari Islam (tanpa disadari)." (Al-Sunnah, Al-Khalal: 2/557-558)
Al-Khalal berkata: Abdullah bin Ahmad
bin Hambal menyampaikan kepadaku, katanya: "Saya bertanya kepada ayahku
perihal seseorang yang mencela salah seorang dari Shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Maka beliau menjawab:
ما أراه على الإسلام
"Aku tidak melihatnya di atas Islam"." (Al-Sunnah, Al-Khalal: 2/558. Bacalah: Manaakib al Imam Ahmad, oleh Ibnu Al-Jauzi, hal. 214)
Tersebut dalam kitab As Sunnah karya Imam Ahmad, mengenai pendapat beliau tentang golongan Rafidhah:
هم الذين
يتبرأون من أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم ويسبونهم وينتقصونهم ويكفرون
الأئمة إلا أربعة : علي وعمار والمقداد وسلمان وليست الرافضة من الإسلام في
شيء
"Mereka itu adalah golongan yang
menjauhkan diri dari shahabat Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan
mencelanya, menghinanya serta mengkafirkannya kecuali hanya empat orang
saja yang tiada mereka kafirkan, yaitu: Ali, Ammar, Miqdad dan Salman.
Golongan Rafidhah ini sama sekali bukan Islam." (Al-Sunnah, milik Imam Ahmad: 82)
Ibnu Abdil Qawiy berkata: "Adalah imam
Ahmad mengafirkan orang yang berlepas diri dari mereka (yakni para
sahabat) dan orang yang mencela 'Aisyah Ummul Mukminin serta menuduhnya dengan sesuatu yang Allah telah membebaskan darinya, seraya beliau membaca:
يَعِظُكُمَ اللَّهُ أَنْ تَعُودُوا لِمِثْلِهِ أَبَدًا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
"Allah menasehati kamu, agar kamu jangan mengulang hal seperti itu untuk selama-lamanya, jika kamu benar-benar beriman." (QS. Al-Nuur: 17. Dinukil dari Kitab Maa Dhahaba Ilaihi al-Imam Ahmad: 21)
Ketiga: Imam Al-Bukhari (wafat tahun 256 H)
Beliau berkata:
ما أبالي
صليت خلف الجهمي والرافضي ، أم صليت خلف اليهود والنصارى ولا يسلم عليهم
ولا يعادون ولا يناكحون ولا يشهدون ولا تؤكل ذبائحهم
“Bagi saya sama saja, apakah aku
shalat di belakang seorang Jahmi (beraliran Jahmiyah) atau seorang
Rafidzi (b eraliran Syi'ah Rafidhah), atau aku shalat dibelakang Imam
Yahudi atau Nashrani. Dan (seorang muslim) tidak boleh memberi salam
kepada mereka, mengunjungi mereka ketika sakit, kawin dengan mereka,
menjadikan mereka sebagai saksi dan memakan sembelihan mereka.” (Khalqu Af'al al-Ibad: 125)
Keempat: Abdurrahman bin Mahdi
Imam al-Bukhari berkata: Abdurrahman bin
Mahdi berkata: "Keduanya adalah agama tersendiri, yakni Jahmiyah dan
Rafidhah (Syi'ah)." (Khalqu Af'al al-Ibad: 125)
Kelima: Al-Faryabi
Al-Khalal meriwayatkan, ia berkata:
"Telah menceritakan kepadaku Harb bin Ismail al- Kirmani, ia berkata:
"Musa bin Harun bin Zayyad menceritakan kepada kami, ia berkata: "Saya
mendengar al-Faryabi dan seseorang yang bertanya kepadanya tentang orang
yang mencela Abu Bakar. Jawabnya: "Dia Kafir." Lalu ia berkata: "Apakah
orang semacam itu boleh dishalatkan jenazahnya?" Jawabnya: "Tidak." Dan
aku bertanya pula kepadanya: "Apa yang dilakukan terhadapnya, padahal
orang itu juga telah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah?"
Jawabnya: "Jangan kamu sentuh (Jenazahnya) dengan tangan kamu, tetapi
kamu angkat dengan kayu sampai kamu menurunkan ke liang lahatnya."
(al-Sunnah, milik al-Khalal: 2/566)
Keenam: Ahmad bin Yunus
Kunyahnya adalah Ibnu Abdillah. Ia
dinisbatan kepada datuknya, yaitu salah seorang Imam (tokoh) As-Sunnah.
Beliau termasuk penduduk Kufah, tempat tumbuhnya golongan Rafidhah.
Beliau menceritakan perihal Rafidhah dengan berbagai macam alirannya.
Ahmad bin Hambal telah berkata kepada seseorang: "Pergilah anda kepada
Ahmad bin Yunus, karena dialah seorang Syeikhul Islam." Para ahli
Kutubus Sittah telah meriwayatkan Hadits dari beliau. Abu Hatim berkata:
"Beliau adalah orang kepercayaan lagi kuat hafalannya". Al-Nasaai
berkata: "Dia adalah orang kepercayaan." Ibnu Sa'ad berkata: "Dia adalah
seorang kepercayaan lagi jujur, seorang Ahli Sunnah wal Jama'ah." Ibnu
Hajar menjelaskan, bahwa Ibnu Yunus telah berkata: "Saya pernah datang
kepada Hammad bin Zaid, saya minta kepada beliau supaya mendiktekan
kepadaku sesuatu hal tentang kelebihan Utsman. Jawabnya: "Anda ini
siapa?" Saya jawab: "Seseorang dari negeri Kufah." Lalu ia berkata:
"Seorang Kufah menanyakan tentang kelebihan-kelebihan Utsman. Demi
Allah, aku tidak akan menyampaikannya kepada Anda, kalau Anda tidak mau
duduk sedangkan aku tetap berdiri!" Beliau wafat tahun 227 H. (Tahdzibut
Tahdzib, 1:50, Taqribut Tahdzib, 1:29).
Beliau (Ahmad bin Yunus) rahimahullah berkata,
لو أن يهودياً ذبح شاة ، وذبح رافضي لأكلت ذبيحة اليهودي ، ولم آكل ذبيحة الرافضي لأنه مرتد عن الإسلام
“Seandainya saja seorang Yahudi
menyembelih seekor kambing dan seorang Rafidhi (Syi'i) juga menyembelih
seekor kambing, niscaya saya hanya memakan sembelihan si Yahudi, dan aku
tidak mau makan sembelihan si Rafidhi. Karena dia telah murtad dari
Islam.” (Al-Sharim al-Maslul, Ibnu Taimiyah: 57)
Ketujuh: Al-Qadhi Abu Ya'la
Beliau berkata, "Adapun Rafidhah, maka
hukum terhadap mereka . . . sesungguhnya mengafirkan para sahabat atau
menganggapnya fasik, yang berarti mesti masuk neraka, maka orang semacam
ini adalah kafir." (Al Mu'tamad, hal. 267)
Sementara Rafidhah (Syi'ah) sebagaimana
terbukti di dalam pokok-pokok ajaran mereka adalah orang-orang yang
mengkafirkan sebagian besar Shahabat Nabi.
Kedelapan: Ibnu Hazam al-Dzahiri
Beliau berkata: "Pendapat mereka (Yakni
Nashrani) yang menuduh bahwa golongan Rafidhah (Syi'ah) merubah
Al-Qur'an, maka sesungguhnya golongan Syi'ah Rafidhah bukan termasuk
bagian kaum muslimin. Karena golongan ini muncul pertama kalinya setelah
dua puluh lima tahun dari wafatnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Syi'ah Rafidhah adalah golongan yang mengikuti langkah-langkah Yahudi
dan Nashrani dalam melakukan kebohongan dan kekafiran." (Al-fahl fi
al-Milal wa al-Nihal: 2/213)
Beliau berkata: "Salah satu pendapat
golongan Syi'ah Imamiyah, baik yang dahulu maupun sekarang ialah
Al-Qur'an itu sesungguhnya telah diubah."
Kemudian beliau berkata: "Orang yang
berpendapat, bahwa Al Qur'an ini telah diubah adalah benar-benar kafir
dan men-dustakan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.(Al Fashl: 5/40)
Beliau berkata: "Tidak ada perbedaan
pendapat di kalangan semua kelompok umat Islam Ahlus Sunnah, Mu'tazilah,
Murji'ah, Zaidiyah, bahwa adalah wajib berpegang kepada Al Qur'an yang
biasa kita baca ini " Dan hanya golongan Syi'ah ekstrim sajalah yang
menyalahi sikap ini. Dengan sikapnya itu mereka menjadi kafir lagi
musyrik, menurut pendapat semua penganut Islam. Dan pendapat kita sama
sekali tidak sama dengan mereka (Syi'ah). Pendapat kita hanyalah sejalan
dengan sesama pemeluk agama kita." (Al Ihkam Fii Ushuuli Ahkaam: 1/96)
Beliau berkata pula: "Ketahuilah, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak
pernah menyembunyikan satu kata pun atau satu huruf pun dari syariat
Ilahi. Saya tidak melihat adanya keistimewaan pada manusia tertentu,
baik anak perempuannya atau keponakan laki-lakinya atau istrinya atau
shahabatnya, untuk mengetahui sesuatu syariat yang disembunyikan oleh
Nabi terhadap bangsa kulit putih, atau bangsa kulit hitam atau
penggembala kambing. Tidak ada sesuatu pun rahasia, perlambang ataupun
kata sandi di luar apa yang telah disampaikan oleh Rasulullah kepada
umat manusia. Sekiranya Nabi menyembunyikan sesuatu yang harus
disampaikan kepada manusia, berarti beliau tidak menjalankan tugasnya.
Barang siapa beranggapan semacam ini, berarti ia kafir. (Al Fashl,
2:274-275)
Orang yang berkeyakinan semacam ini
dikafirkan oleh Ibnu Hazm. Dan keyakinan semacam ini dipegang oleh
Syi'ah Itsna Asy'ariyah. Pendapat ini dikuatkan oleh guru-guru beliau
pada masanya dan para ulama sebelumnya.
Penutup
Dan masih banyak lagi
perkataan-perkataan para ulama Islam sejak beberapa sejak abad-abad
pertama yang sangat tegas terhadap Syi'ah Rafidhah yang memiliki
keyakinan berbeda dari aqidah kaum muslimin dan menyimpang dari
ketentuan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Rasanya tidak ada habisnya menjelaskan keyakinan batil golongan syi'ah,
baik dari ulama terdahulu maupun belakangan. Namun saying sekelas
Ustadz Mudzakir yang mahir berbahasa Arabbelum memiliki keberanian
menyatakan sesatnya ajaran Syi’ah. Wallahu Ta’ala A’lam.
[PurWD/voa-islam.com]