Ketua
DDII Jawa Tengah, ustadz Aris Munandar juga menanggapi tudingan yang
dilontarkan ustadz Mudzakir, kalau kita kemudian membantu oposisi
jadinya kita termakan oleh hasutan Amerika.
Sebab antara kaum Muslimin dan Amerika yang menunggangi pihak oposisi di Suriah memiliki agenda yang berbeda.
“Setiap
orang itu berperang sesuai dengan niat dan kepentingannya. Hugo Chavez
itu juga melawan Amerika, sebagaimana umat Islam pun melawan Amerika
lalu yang menjadi persoalan, apakah kita meyakini aqidah ideologinya
Hugo Chavez? Tentu tidak! Jadi mungkin kita memiliki kesamaan dalam
melawan Bashar Al Assad, tetapi memiliki agenda yang berbeda. Agendanya
Amerika adalah untuk melanggengkan kekuasaan Israel di tempat itu,
sementara agendanya kaum Muslimin adalah untuk membebaskan kaum Muslimin
dari kekejaman Bashar Al Assad yang melampaui batas,” kata ustadz Aris
Munandar kepada voa-islam.com, di masjid An-Nur, jl. Solo-Tawang Mangu,
pada Ahad (2/6/2013).
“Jadi
tidak benar bahwa setiap orang yang memerangi Bashar Al Assad berada di
bawah pengaruh Amerika dan menjalankan agenda Zionis. Amerika punya
agenda dan mujahidin pun punya agenda tersendiri, bahkan pihak oposisi
yang liberal pun punya agenda tersendiri,” imbuhnya.
Selain
itu, ustadz Aris membantah pernyataan ustadz Mudzakir bahwa umat Islam
atau tokoh-tokoh di Solo enggan bangkit membantu muslim Rohingya.
“Itu
tidak benar, seperti yang sedang dirancang oleh DSKS bahwa akan diadakan
penggalangan dana untuk membantu Muslim Suriah, nanti setelah itu juga
sudah dirancang untuk mengadakan acara serupa untuk Rohingya. Jadi
kedua-duanya kami angkat karena ini persoalan kaum Muslimin yang tidak
boleh diabaikan,” tuturnya. [Ahmed Widad]/voa-islam.com