Gelombang
aksi menuntut pembubaran Densus 88 terus menerus digelorakan umat Islam
di berbagai daerah. Kali ini tuntutan pembubaran Densus 88 digelar di
Tasikmalaya.
Aksi
yang diikut oleh berbagai ormas diantaranya JAT, FPI dan Thaliban
Tasikmalaya serta para santri Ponpes Nurssalam, Ciamis ini melakukan
long march dari Masjid Agung Tasikmalaya dengan tujuan akhir Kantor
Walikota Tasikmalaya.
Selain
mengusung spanduk berisi seruan pembubaran Densus 88, ribuan massa umat
Islam tersebut juga menuntut qishash terhadap Densus 88.
Umat
Islam merasa geram dengan prilaku Densus 88 yang melakukan penangkapan,
penyiksaan bahkan pembunuhan terhadap para aktivis Islam dan ulama.
Apalagi beberapa hari yang lalu salah seorang guru ngaji yang juga
pedagang busana muslim bernama Fajar Sidiq menjadi korban penangkapan
yang diperlakukan tak manusiawi oleh Densus 88.
“Densus
88 harus diqishas semoga Allah mengazab mereka dan antek-anteknya,” seru
ustadz Endang, amir majmu’ah JAT Ciamis dalam orasinya, Jum’at
(5/4/2013).
Abu
usamah salah satu aktivis Islam juga sempat memberikan orasinya di
hadapan aparat kepolisian.
“Ketahuilah
bahwa ketaatan kepada pemimpin atau siapapun dalam mengharamkan yang
Allah halalkan atau menghalalkan yang Allah haramkan adalah salah satu
bentuk peribatan kepada selain Allah dan itu terjadi di negara kita.
Bertaubatlah karena kita akan mempertanggung jawabkan semua perbuatan
kita dihadapan Allah!” tegasnya.
Sampainya
di depan kantor Walikota Tasikmalaya, para simpatisan aksi melakukan
sholat ashar di lapangan diimami oleh ustadz Yahya Zakariya, pengasuh
Ponpes Nurussalam.
Selepas
sholat, tuntutan pun dinyatakan kembali oleh perwakilan ormas-ormas
Islam, aksi berjalan aman dan para simpatisan aksi pun kembali ke tempat
masing masing dengan tertib. [Widad/Abu Usamah, Zahid]/voa-islam.com