اَللَّهُمَّ
أَنْتَ عَضُدِيْ، وَأَنْتَ نَصِيْرِيْ، بِكَ أَحُوْلُ، وَبِكَ أَصُوْلُ،
وَبِكَ أُقَاتِلُ
"Ya Allah, Engkau adalah lenganku
(penolongku). Engkau adalah pembelaku. Dengan pertolongan-Mu aku
bergerak. Dengan pertolongan-Mu aku menyergap. Dan dengan pertolongan-Mu
aku berperang."
Sumber
Diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu
'Anhu, berkata: Adalah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam
apabila berperang beliau membaca:
اَللَّهُمَّ
أَنْتَ عَضُدِيْ، وَأَنْتَ نَصِيْرِيْ، بِكَ أَحُوْلُ، وَبِكَ أَصُوْلُ،
وَبِكَ أُقَاتِلُ
"Ya Allah, Engkau adalah lenganku
(penolongku). Engkau adalah pembelaku. Dengan pertolongan-Mu aku
bergerak. Dengan pertolongan-Mu aku menyergap. Dan dengan pertolongan-Mu
aku berperang." (HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya, Kitab al-Jihad, Bab Maa
Yud'aa iInda al-Liqa' (Bab: Apa yang dibaca saat bertemu musuh), no.
2632. Dishahihkan oleh Syaikh Albani)
Imam al-Tirmidzi juga mengeluarkannya
dalam Sunan-nya dengan kalimat doa yang lebih ringkas,
اَللَّهُمَّ
أَنْتَ عَضُدِيْ، وَأَنْتَ نَصِيْرِيْ ، وَبِكَ أُقَاتِلُ
"Ya Allah, Engkau adalah lenganku
(penolongku). Engkau adalah pembelaku. Dan dengan pertolongan-Mu aku
berperang." (Bab: Fi al-Du'a Idza Ghaza [Bab doa apabila berperang], no.
3584)
Doa di atas juga disebutkan dalam Syarh
Do’a dan Dzikir Hishnul Muslim oleh Madji bin Abdul Wahhab Ahmad dengan
Korektor Syaikh Dr. Sa’id bin Ali Wahf Al-Qahthani, terbitan Darul Falah
Jakarta, Hal. 344-345.
Makna
Mujahid yang membaca doa di atas memohon
kepada Allah dengan menyebut Nama-Nya yang paling agung "Allah" berikut
nama-nama Allah yang Maha Indah lainnya (Al-Asmaul Husna). Ini
didapatkan dari kata panggilan di awalnya, Allahumma. Kemudian
dilanjutkan dengan memohon pertolongan dan dukungan Allah untuk
memerangi musuh. Ini dapat kita temukan pada kalimat-kalimat
selanjutnya:
Kalimat أَنْتَ عَضُدِيْ artinya ‘Engkau
adalah lenganku‘. Maknanya engkau penolongku dan membantuku.
Kalimat أَحُوْلُ artinya ‘aku
bergerak‘. Yakni untuk mematahkan kekuatan lawan dan menghancurkan
makar mereka.
Kalimat وَبِكَ أَصُوْلُ ‘dengan
pertolongan-Mu aku menyergap‘, dengan kata lain, dengan-Mu aku
melakukan serangan ke arah musuh sehingga aku mengalahkan mereka.
Kalimat وَبِكَ أُقَاتِلُ ‘dan dengan
pertolongan-Mu aku berperang‘, dengan kata lain, dengan
pertolongan-Mu dan dengan dukungan-Mu aku memerangi musuh-musuh-Mu.
Keterangan
Doa di atas mengajarkan bahwa kemenangan
itu berasal dari sisi Allah. Sehingga saat mujahidin -dengan segenap
kekuatan persenjataan, strategi, dan personilnya- berperang, mereka
tidak boleh bersandar kepada kekuatan mereka semata. Sesudah mereka
mengerjakan sebab-sebab kemenangan maka mereka harus menyerahkan urusan
kepada Allah Tabaraka wa Ta'ala, mereka bertawakkal kepada-Nya. Dan
bukti tawakkal adalah dengan sunggu-sungguh berdoa, memohon pertolongan
dan kemenangan kepada-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala
berfirman,
وَمَا
النَّصْرُ إِلَّا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ
"Dan kemenanganmu itu hanyalah dari
Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Ali Imran: 126)
Kisah Thaluth dan pasukannya menjadi
bukti pentingnya doa dalam peperangan. Yakni saat Jaisy Iman (pasukan
iman) berjumlah lebih sedikit menghadapi pasukan Jalut yang berjumlah
lebih besar. Thalut dan pasukannya berdoa:
رَبَّنَا
أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى
الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
"Ya Tuhan kami, limpahkanlah
kesabaran atas diri kami, dan kokohkanlah pendirian kami dan tolonglah
kami terhadap orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 250)
Maka mereka berhasil mengalahkan dan
menghancurkan tentara Jalut dengan pertolongan Allah Subhanahu wa
Ta'ala dan sebab-sebab yang mereka usahakan, "Mereka (tentara
Thalut) mengalahkan tentara Jalut dengan izin Allah dan (dalam
peperangan itu) Daud membunuh Jalut." (QS. Al-Baqarah: 251)
Doa Rasulullah Saat Perang Badar
Sejarah peperangan Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam membuktikan pentingnya doa dalam amaliyah jihad.
Yakni saat perang Badar, tepatnya pada malam peperangan, di mana para
sahabat tertidur kecuali Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Beliau tidak tidur di malam itu. Beliau shalat di bawah batang pohon
dan banyak berdoa di sujudnya "Ya Hayyu Ya Qayyum," beliau
mengulang-ulangnya dengan meminta pertolongan kepada Allah. (Al-Bidayah
wa al-Nihayah: 5/82)
Kamudian saat pagi tiba dan terlihatlah
pasukan Quraisy, beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam berdoa,
اللّهُمّ
هَذِهِ قُرَيْشٌ قَدْ أَقْبَلَتْ بِخُيَلَائِهَا وَفَخْرِهَا ، تُحَادّك
وَتُكَذّبُ رَسُولَك ، اللّهُمّ فَنَصْرَك الّذِي وَعَدْتنِي ، اللّهُمّ
أَحِنْهُمْ الْغَدَاةَ
"Ya Allah, Inilah Quraisy, mereka
datang dengan segala kesombongan dan kebanggan mereka. Mereka
menantang-Mu dan mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, kurniakan kemenangan
yang telah Engkau janjikan kepadaku . Ya Allah, binasakanlah mereka pada
pagi ini." (Sirah Ibnu Hisyam: 3/164)
Diriwayatkan dari Umar bin Khathab Radhiyallahu
'Anhu, ia berkata: Pada perang Badar, Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam melihat para sahabatnya berjumlah 300 lebih sedikit, dan
melihat kepada kaum musyrikin berjumlah seribu lebih. Kemudian beliau
menghadap kiblat sambil mengangkat tangan dengan selendang dan surban di
pundaknya, beliau berdoa,
اللَّهُمَّ
أَنْجِزْ لِى مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ
إِنْ تَهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةُ مِنْ أَهْلِ الإِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ
فِى الأَرْضِ
"Ya Allah, penuhilah untukku apa
yang Kau janjikan kepadaku. Ya Allah, berikan apa yang telah Kau
janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau biarkan pasukan Islam ini
binasa, tidak ada lagi yang menyembah-Mu di muka bumi ini." (HR.
Muslim dan Ahmad)
Beliau terus menerus meminta pertolongan
dan berdoa kepada Allah sehingga jatuhlah kain surban dari kedua
pundaknya. Abu Bakar menghampiri dan meletakkan kembali kain surban itu
di pundaknya. Abu Bakar terus berada di belakang Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam, lalu berkata:
يَا
نَبِىَّ اللَّهِ كَذَاكَ مُنَاشَدَتُكَ رَبَّكَ فَإِنَّهُ سَيُنْجِزُ لَكَ
مَا وَعَدَكَ
"Wahai Nabi Allah! Inilah sumpahmu
kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia akan memenuhi apa yang dijanjikan-Nya
kepadamu.”
Inilah keadaan Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam dan para sahabatnya dalam perang Badar, mereka
banyak berdoa kepada Allah. karenanya, Allah menyifati mereka sbeagai
orang-orang yang banyak beristighatsah (memohon pertolongan) kepada-Nya,
banyak berharap dan berdoa kepada-Nya,
إِذْ
تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّى مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ
مِنَ الْمَلاَئِكَةِ مُرْدِفِينَ
"(Ingatlah), ketika kamu memohon
pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: "Sesungguhnya
Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang
datang berturut-turut"." (QS. Al-Anfal: 9)
اَللَّهُمَّ
أَنْتَ عَضُدِيْ، وَأَنْتَ نَصِيْرِيْ، بِكَ أَحُوْلُ، وَبِكَ أَصُوْلُ،
وَبِكَ أُقَاتِلُ
"Ya Allah, Engkau adalah lenganku
(penolongku). Engkau adalah pembelaku. Dengan pertolongan-Mu aku
bergerak. Dengan pertolongan-Mu aku menyergap. Dan dengan pertolongan-Mu
aku berperang."
Harapannya, Allah meneguhkan langkah
kita, menumbuhkan keberanian dalam diri kita, dan menurunkan pasukan
dari sisi-Nya sebagaimana yang pernah diberikan kepada Rasulullah dan
para sahabatnya, yakni pasukan malaikat. Dengan ini orang-orang kafir
menjadi ciut hatinya dan lari terbirit-birit dengan kekalahan. Wallahu
Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
Oleh : Ustadz Badrul Tamam