Pertanyaan:
Maaf Pak Ustadz, Kan ada ayat yang
menganjurkan berdoa dengan asmaul husna, bagaimana cara berdoa dengan
asmaul husna tersebut?
0857181309**
Jawaban:Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah.
Shalawat dan salam atas Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Bunyi ayat yang menyuruh untuk berdoa
dengan menyebut asmaul Husna adalah:
وَلِلّهِ
الأَسْمَاء الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا
"Hanya milik Allah asmaulhusna, maka
bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaaul Husna itu." (QS.
Al-A'raf: 180) namun maksudnya bukan kita disuruh berdoa dengan menyebut
semua nama ini secara keseluruhan. Karena Nabi Shallallahu 'Alaihi
Wasallam telah berdoa kepada Allah dengan Asmaul Husna tanpa
menyebutnya secara keseluruhan. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk
beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Cara berdoa dengan Asmaul Husna ada dua
macam: Pertama, menyebutnya sebelum menyebutkan permohonan
sebagai tawassul (menjadikannya penghantar atau sarana ) kepada Allah,
seperti:
يَا حَيُّ
يَا قَيُّوْمُ، يِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ
"‘Wahai Dzat Yang Mahahidup lagi
Maha Berdiri dengan sendiri-Nya, dengan rahmat-Mu aku mohon pertolongan.
. ."
اَللَّهُمَّ يَا غَفُوْرٌ اِغْفِرْ لِيْ،
يَا رَحِيْمٌ اِرْحَمْنِيْ
"Ya Allah, Wahai Dzat Mahapengampun
ampunilah aku, Wahai Dzat Mahapenyayang rahmatilah aku." Dan semisalnya.
Kedua, menyebutnya di
penghujung doa sebagai penutupnya. Misalnya: "Ya Allah anugerahkan
kepada kami rizki yang halal dan cukup, sesungguhnya engkah Adalah
al-Razzaq (pemberi rizki)."
"Ya Allah, ampuni dan rahmati aku,
sesungguhnya Engkau Al-Ghafurur Rahim (Mahapengampun lagi
Mahapenyayang)."
Contoh lainnya seperti firman Allah:
رَبَّنَا
لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ
رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk
kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau;
karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali
Imran: 8)
Contoh lainnya dari hadits adalah doa
yang diajarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada Abu
Bakar al-Shiddiq:
اللَّهُمَّ
إنِّي ظَلَمْت نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا ، وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ
إلَّا أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِك وَارْحَمْنِي ،
إنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
"Ya Allah, Sesungguhnya aku telah
menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak. Tidak ada yang
bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan
ampunan dari sisi-Mu dan rahmati aku. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha
pengampun lagi Penyayang." (Muttafaq 'Alaih)
Bertawassul dengan nama Allah dalam doa
bisa dalam bentuk umum atau bentuk khusus yang sesuai isi permintaan
–seperti disebutkan dalam contoh di atas-. Bentuk umum, maksudnya dengan
menyebut nama Allah secara umum, contohnya:
اللَّهُمَّ
إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِي بِيَدِكَ
مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ
بِهِ نَفْسَكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِي كِتَابِكَ أَوْ
عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ أَوْ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ
الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي وَنُورَ
صَدْرِي وَجِلَاءَ حُزْنِي وَذَهَابَ هَمِّي
"Ya Allah, sesungguhnya aku adalah
hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu.
Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku pada diriku.
Ketetapan-Mu adil atas diriku.
Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang
Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau
turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari
makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di
sisi-Mu, agar Engkau jadikan Al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya
bagi dadaku dan pelipur kesedihanku serta pelenyap bagi kegelisahanku."
(HR. Ahmad dan lainnya)
Dalam doa di atas seseorang berdoa
dengan menyebut nama Allah secara umum, أَسْأَلُكَ بِكُلِّ
اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ (Aku memohon kepada-Mu
dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu
dengannya), tanpa menyebutkan rinciannya. Wallahu ta'ala A'lam.
[PurWD/voa-islam.com]