Sejak Joko Widodo (Jokowi) menjadi Gubernur DKI Jakarta, tampuk
kepemimpinan Walikota kota Surakarta dijabat oleh FX. Hadi Rudiyatmo,
yang sebelumnya menjabat Wakil Walikota Solo mendampingi Jokowi selama
dua periode.
Terkait hal itu, Ketua Dewan Riasah Tanfidziyah Dewan Syariah Kota
Surakata (DSKS) Ustadz Dr. Muhammad Mu’inudinillah Basri, MA menyatakan,
jika umat islam “melek” politik, warga Solo yang mayoritas beragama
Islam sebetulnya tak layak dipimpin oleh orang-orang kafir. Terpilihnya
Rudy menjadi pemimpin kota Bengawan adalah akibat kelemahan dan
kesalahan umat Islam itu sendiri.
“Itu kesalahan kaum muslimin, kenapa sampai dipimpin oleh orang-orang
nashoro. Itu berarti kaum muslimin tidak memahami konstalasi
politik dan bagaimana membangun politik, ini realita,” ujarnya kepada voa-islam
belum lama ini.
Menurut Ustadz Mu’in –begitu ia disapa, jika kaum muslimin terbuka
wawasannya dan faham akan pentingnya sebuah gerakan perpolitikan islam
dan konstelasi peta politik yang ada di Indonesia, seharusnya kaum
muslimin mengajukan calon pemimpin dari kalangan Islam yang betul-betul
memperjuangkan Islam dan umat Islam.
Namun jika penduduk Indonesia yang mayoritas muslim dipimpin oleh
orang kafir, maka efek buruknya akan dirasakan semua pihak. “Rakyat itu
tergantung agama pemimpinnya. Kalau pemimpinnya rusak, masyarakatnya
juga akan ikut rusak,” jelas pria yang juga Pimpinan PPTQ Ibnu Abbas
Klaten itu.
Meski demikian, Ustadz Mu’in menjamin umat Islam Solo tidak akan
melakukan gerakan pelengseran ataupun perlawanan untuk “menggulingkan”
Rudy dan Achmad Purnomo selaku wakil Walikota Solo. Namun ia menegaskan,
jika dalam kebijakan publik dan politik dua pemimpin Solo tersebut
melakukan diskriminasi dan tidak adil terhadap kaum muslimin, maka umat
Islam dan para ulama akan melawan dengan cara apapun.
“Tak perlu ada penggulingan kepemimpinan, secara syari’ah tidak
boleh. Itu karena kesalahan kaum muslimin yang tidak memahami bagaimana
konstalasi politik. Karena itu umat Islam harus merancang kepemimpinan
mendatang,” imbuhnya.
Dosen Pasca Sarjana Studi Pemikiran Islam Universitas Muhammadiyah
Surakarta ini menegaskan, langkah yang dapat diambil sebagai bentuk
tanggung jawab dari para ulama terhadap umat Islam di kota Solo, DSKS
akan mengadakan lobi-lobi dan pendepakatan persuasif untuk menyadarkan
umat, termasuk kepada tokoh-tokoh umat Islam akan pentingnya berpolitik
dalam islam.
“Penyadaran bagi kaum muslimin itu adalah bagaimana berpolitik yang
Islami, meskipun kita tidak terjun didalam politik praktis. Dibutuhkan
waktu yang panjang untuk menyadarkan kaum muslimin dalam hal
berpolitik,” terangnya. [Bekti]/voa-islam.com