Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah.
Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
keluarga dan para sahabatnya.
Kemunafikan merupakan penyakit yang
merusak iman. Posisinya tersembunyi sehingga tak ada yang mengetahui
kecuali Allah Ta'ala. Karena sifat orang munafik yang suka menampakkan
yang baik di hadapan manusia, namun menyembunyikan yang buruk dalam
dirinya.
Ibnu Juraij Rahimahullah
berkata:
المنافق
يخالف قوله فعله وسره علانيته ومدخله مخرجه ومشهده مغيبه
"Seorang munafik adalah orang yang
berlawanan perkataan dengan perbuatannya, apa yang dirahasiakannya
dengan apa yang nampak padanya, apa yang di dalam (hati)-nya dengan yang
di luarnya, dan yang diperaksikannya dengan yang disembunyikannya."
Kenifakan terbagi menjadi dua: Pertama,
I'tiqadi yang bisa mengekalkan pelakunya di neraka, jika mati di
atasnya dan tidak bertaubat darinya. Kedua,
amali yang termasuk dosa besar. Dan kenifakan amal jika terus dipelihara
maka akan menjalar pada nifak i'tiqad. Al-Hafidz Ibnul Hajar berkata:
فَمَنْ
أَصَرَّ عَلَى نِفَاق الْمَعْصِيَة خُشِيَ عَلَيْهِ أَنْ يُفْضِي بِهِ
إِلَى نِفَاق الْكُفْر
"Siapa yang terus menerus
mengerjakan nifak maksiat maka ditakutkan ia akan terjerumus kepada
nifak kufur." (Fath al-Baari: 1/138)
Abu Hanifah berkata: Rasulullah Shallallahu
'Alaihi Wasallam mengetahui siapa-siapa yang termasuk orang
munafik lalu beliau membetahukannya kepada Huzaifah bin Al-Yaman Radhiyallahu
'Anhu. Umar bin Khathab pernah diundang untuk menyalatkan jenazah,
beliau keluar dan hendak menyalatkannya. Kemudian Huzaifah
memberitahukannya, "Duduklah wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya dia itu
termasuk dari mereka (kaum munafikin)." Kemudian Umar berkata
kepadanya, "Semoga Allah memuliakanmu, Aku bagian daripada mereka?"
Hudzaifah menjawab, "Tidak, dan aku tidak akan memberitahukan kepada
seseorang sesudahmu." (Kisah ini disebutkan oleh al-Haitsami dalam
Majma' al-Zawaid. Beliau berkata: Rijalnya terpercaya)
Ibnu Abi Mulaikah berkata: Aku telah
dapati 30 sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, semuanya
takut terhadap kenifakan atas dirinya. tak seorangpun dari mereka
berkata bahwa dirinya berada di atas imannya Jibril dan Mikail."
Hal ini karena mereka menyadari, dalam
amal mereka –bisa jadi- rusak karena adanya niatan yang tidak ikhlash.
Namun perlu dicatat, kekhawatiran mereka ini bukan berarti mereka
terjemurus ke dalam perbuatan buruk ini. Sekali lagi, tidak. Tetapi
merupakan bukti tingginya sifat wara' dan takwa mereka. Ada pula yang
berpendapat, karena usia mereka yang panjang sehingga melihat realita
yang berubah, di mana banyak terjadi penyimpanganyg belum ada pada zaman
sebelumnya sementara mereka tidak mampu mengingkari dengan sempurna.
Mereka takut termasuk orang yang pro kepada perubahan buruk tersebut
karena sikap diam yang mereka ambil.
Al-Hasan al-Bashri berkata: Tidaklah
takut terhadap kenifakan kecuali seorang mukmin dan tidaklah merasa aman
darinya kecuali ia seorang munafik. (HR. Al-Bukhari dalam Kitab
al-Iman)
Dalam perkataan beliau yang lain: Siapa
yang tidak takut nifak maka ia seorang munafik. Ia menuturkan pula,
Tidak ada seorang mukmin yang telah tiada atau yang masih hidup kecuali
ia takut terhadap kemunafikan; dan tidaklah ada seorang munafik yang
telah tiada atau masih hidup kecuali ia merasa aman dari kemunafikan.
Kaum mukminin adalah orang yang
senantiasa takut terhadap diri mereka terperosok kepada kenifakan, walau
nifak amali. Karena ia bisa menjadi pintu masuk kepada nifak I'tiqadi.
Di antara orang shalih yang demikian itu adalah Umar Radhiyallahu
'Anhu, padahal beliau termasuk dari sepuluh orang yang mendapat
jaminan surga. Apalagi kita yang hidup di zaman penuh fitnah dan
kemaksiatan, sepantasnya kita lebih takut tertimpa penyakit nifak dan
terperosok kepada kemunafikan. Wallahu Ta'ala a'lam.
[PurWD/voa-islam.com]
Oleh : Ustadz Badrul Tamam