News Update :

Diskriminatif, Penyerangan Lapas dan TNI tak Disebut Terorisme

30 Maret 2013 20.02




Menyikapi kasus penyerangan bersenjata yang menewaskan 4 orang di Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin, MA, menegaskan bahwa itu merupakan aksi terorisme.
 

Hal itu disampaikan Din Syamsudin saat menjawab pertanyaan wartawan, apakah aksi di Lapas Cebongan merupakan aksi terorisme.


“Ya seharusnya terorisme, jelas dong itu! Pada bab ini seharusnya polisi menurunkan Densus. Densus jangan hanya berani pada masyarakat, apalagi masyarakat Islam,” kata Din Syamsudin usai konferensi pers di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/3/2013).


Lebih lanjut, Din menjelaskan bahwa definisi terorisme saat ini sudah diperluas, namun mengapa ketika ada aksi penyerangan ke lambang negara seperti Lapas atau TNI di Papua tidak dikatakan aksi terorisme. Inilah yang menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah itu merupakan bentuk diskriminasi.


“Sudah diperluas definisi teroris itu! Mengapa kalau yang dituduh teroris yang kita tidak jelas karena sudah mati , seperti terjadi perampokan lalu dua hari lagi ditangkap kemudian ada yang mati, ini kan lagu lama. Sudah terbiasa kita, ketika terjadi apa-apa lalu dikembangkanlah ini isu terorisme jaringan ini dan itu.

Tapi, ada teroris nyata langsung ke lambang negara yang namanya Lapas, yang namanya TNI di Papua, polisi tidak mempersepsikannya sebagai teroris. Ini sungguh diskriminasi!” tegasnya. [Ahmed Widad]/voa-islam.com
 

© Copyright Indahnya Islam 2010 - 2016 | Powered by Blogger.com.