Pimpinan Majelis Zikir Az-Zikra Ustadz Muhammad Arifin
Ilham sangat menyayangkan dengan mujahid dakwah, yang kuat menghadapi
tantangan, tapi berguguran (futur) saat menghadapi godaan.
“Disayangkan , mujahid kuat menghadapi tantangan, tapi
berguguran saat menghadapi godaan. Allah akan uji mujahid-mujahid,
sampai tampak diantara mereka, mana mujahid sejati yang memiliki
kesabaran dan mana yang tidak,” kata Ust Arifin dihadapan jurnalis
muslim dan jamaah majelis zikir Az-Zikra, kemarin, Ahad (3/2) di Masjid
Az Zikra, Sentul, Bogor, Jawa Barat.
Ustadz Arifin melihat, banyak mujahid yang kehilangan
kesabaran, akhirnya nekad, sehingga hilang kecerdasan, hilang
langkah-langkah strategis. Langkah strategis yang seharusnya
disembunyikan malah jadi tabligh (berita).
Arifin juga kecewa dengan para mujahid dan pejuang
Islam yang dahulunya memperjuangkan syariah Islam, kemudian berubah
menjadi “pejuang-pejuang setan”, yang dahulunya mendirikan partai untuk
memperjuangkan dan menegakkan syariat Islam, akhirnya menjadi pecundang.
Manusia cenderung menjadi thagut tatkala sudah merasa dirinya hebat.
“Itulah pentingnya silaturahim, duduk di majelis ilmu
lagi, Majelis zikir lagi, sebab tidak ada amal yang paling puncak dari
zikir ibadah dan dakwah selain jihad,” tegas Arifin.
Membela Jihad
Banyak orang heran ketika Ust Arifin membela jihad.
Pernah ia mengeluarkan statemen ketika ceramah di MNC TV, secara
terang-terangan, Arifin mengatakan, Jika negeri ini ingin berkah
bebaskan Ustadz Abu. Semua orang tahu ini politik. Begitu juga ketika
FPI terancam dibubarkan, Arifin kembali mengeluarkan statemen berani,
yakni, ia akan serukan jamaah majelis zikir untuk turun kejalan jika FPI
dibubarkan. “Ini artinya, ada saat mengambil langkah strategis dan
berani, tapi pada saat lain ada langkah stregis yang harus kita
pikirkan.”
Ustadz Arifin adalah ustadz muda yang sangat merindukan
ukhuwah Islamiyah. Ia mengaku senang ketika bisa berdakwah dengan Ustadz
Abu Jibril yang bicara lantang soal jihad, begitu juga Ustadz Jafar
Umar Thalib. “Jika yang dikedepankan daklwah, pasti yang kedua adalah
ukhuwah, setelah itu kemaslahatan umat. Kita bisa duduk bersama untuk
dakwah. Semua itu dimulai dari diri kita.”
Ustadz Arifin mengingatkan, seseorang tidak mungkin
disebut mujahid tanpa shalat malam. Mujahid dan tahajud itu tak bisa
dipisahkan. Banyak pihak merasa heran, ketika Imperium Romawi bisa
dikalahkan oleh tentara Islam. Ternyata kuncinya adalah para mujahid itu
ketika malam seperti “pendeta” , siangnya seperti singa.
“Sejarah mencatat, Islam meraih kemenangan tidak saja
dibayar oleh tetesan darah syuhada, tapi juga linangan air mata tahajud.
Maka ahli jihad, ahli ibadah, adalah mereka yang malamnya menangis,
siangnya berjihad. Seorang ahli ibadah, ahli sedekah, tidak takut
dengan siapapun. Karena ruhnya sudah kuat, rohaninya menguasai
jasmaninya.” [Desastian]/voa-islam.com