Di Tasikmalaya, Front Pembela Islam (FPI) Kota Tasikmalaya memprotes
pemutaran film “Cinta Tapi Beda” di Bioskop 21 Plaza Asia Tasikmalaya.
Film karya sutradara Hanung Bramantyo ini pun batal diputar. "Kami
sudah koordinasi dengan 21, Alhamdulillah pihak 21 tidak memutar film
itu," kata Ketua FPI Kota Tasikmalaya, Acep Sofyan (7/11/2013).
Menurut Acep, film Cinta Tapi Beda menceritakan pelegalan pernikahan beda agama. FPI menganggap pernikahan beda agama dalam Islam tak boleh. Menurut Acep, Hanung kerap membuat film berbau liberal. "Rata-rata film menganut kebebasan tanpa batas."
Menurut Acep, film Cinta Tapi Beda menceritakan pelegalan pernikahan beda agama. FPI menganggap pernikahan beda agama dalam Islam tak boleh. Menurut Acep, Hanung kerap membuat film berbau liberal. "Rata-rata film menganut kebebasan tanpa batas."
Persoalan film Cinta Tapi Beda, menurut Acep, jelas masalah prinsip
yang dilarang dalam agama Islam. Dia juga mempertanyakan peran para
ulama dan lembaga sensor film dalam mengawasi hal seperti ini. "Kenapa
film ini bisa lolos?" kata Acep.
Acep khawatir penonton film yang kebanyakan remaja terpengaruh. "Khawatir ada pendoktrinan masalah prinsip agama dalam film ini. Dengan film, lebih mudah masuk," ucap dia. Acep menegaskan, jika 21 melanggar kesepakatan mengenai pemutaran film tersebut, FPI akan menurunkan massa.
Kepala Cabang 21 Plaza Asia Tasikmalaya, Dadan, belum bisa dimintai tanggapan mengenai pelarangan pemutaran film Cinta Tapi Beda. Dia sulit dihubungi. Sementara Manajer Pemasaran dan Promosi 21 Plaza Asia, Lusy, mengaku sempat mendengar pelarangan pemutaran film Cinta Tapi Beda. Namun dia tak bersedia berkomentar banyak terkait dengan hal ini.
Acep khawatir penonton film yang kebanyakan remaja terpengaruh. "Khawatir ada pendoktrinan masalah prinsip agama dalam film ini. Dengan film, lebih mudah masuk," ucap dia. Acep menegaskan, jika 21 melanggar kesepakatan mengenai pemutaran film tersebut, FPI akan menurunkan massa.
Kepala Cabang 21 Plaza Asia Tasikmalaya, Dadan, belum bisa dimintai tanggapan mengenai pelarangan pemutaran film Cinta Tapi Beda. Dia sulit dihubungi. Sementara Manajer Pemasaran dan Promosi 21 Plaza Asia, Lusy, mengaku sempat mendengar pelarangan pemutaran film Cinta Tapi Beda. Namun dia tak bersedia berkomentar banyak terkait dengan hal ini.
Menarik Film
Bukan hanya orang Minang yang protes.Organisasi Kepemudaan seperti
KNPI pun protes keras.Ketua Bidang Perdagangan DPP KNPI, M Rafik menilai
ada indikasi pemutarbalikan fakta. Pada film itu digambarkan, seorang
perempuan Minang berpacaran dengan seorang lelaki Jawa yang berbeda
keyakinan dan hendak menikah. Menurut Rafik, mengacu ke adat
Minangkabau, jika seorang Minang berganti keyakinan, orang itu akan
dianggap bukan orang Minang lagi.
Setelah diprotes masyarakat, Sutradara Hanung Bramantyo pun rela
menarik film garapannya. Kabarnya, ditarik sejak 27 Desember 2012 itu
dari peredaran. Suami dari Zaskia A Mecca ini menghindari polemik yang
berkelanjutan.
"Terakhir sampai 120 ribu (penonton). Antusias mereka memang besar.
Tapi, daripada kontroversi ini semakin meluas, lebih baik diturunkan.
Pokoknya, hari ini terakhir film itu tayang," jelasnya saat ditemui di
Plaza fX, Jakarta, Sabtu (5/1/2013).
Hanung sudah memperingatkan Ram Punjabi sebagai produser sejak jauh
hari. Kata Hanung, begitu namanya dipampang dalam posternya, film
tersebut hanya bertengger di gedung bioskop dalam waktu yang singkat.
"Saya sudah bilang kepada produser, ketika kamu memasang nama saya,
maka film ini tidak akan bertahan lama, karena masyarakat kita semakin
pintar. Kalau memasang nama saya, akan kontroversi," paparnya.
Hanung bukan kali ini saja mendapat protes. Dengan film garapannya
yang berjudul Tanda Tanya (?), ia juga mendapat protes dari
salah satu ormas. Film itu bisa beredar setelah Hanung menemui MUI dan
memotong beberapa bagian filmnya. Desastian/dbs / voa-islam.com