Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Allah memerintahkan kepada hamba-Nya
yang akan shalat agar menegakkan dalam kondisi terbaik, tenang, dan
indah. Karena shalat merupakan hubungan antara hamba dengan Rabb-nya.
Shalat jalan munajat kepada-Nya. Karenanya Allah perintahkan thaharah
(bersuci) dengan membersihkan badan, pakaian, dan tempat shalat dari
sesuatu yang dianggap kotor oleh syariat, yaitu najis. Sebagaimana juga
Allah perintahkan agar menyucikan diri dari kotoran yang tidak terlihat,
yaitu hadats, baik besar maupun kecil. Allah juga kabarkan, ibadah
tertolak jika tidak disertai dengan semua itu.
Dari sini maka terlihat pentingnya
urusan wudhu. Ia menjadi syarat sahnya shalat yang terpenting.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Shahihain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ
"Tidak akan diterima shalat seseorang yang berhadats sehingga dia berwudhu." (Mutaafaq ‘alaih)
Hadits di atas mengabarkan, shalatnya
orang yang berhadats tidak akan diterima sehingga ia menyucikan dirinya
dari dua hadats, hadats besar maupun kecil. Bahwa hadats –dengan kedua
macamnya tersebut- membatalkan wudhu dan shalat jika terjadi shalat
seseorang menjalankan shalat.
Maksud dari tidak diterima di sini
adalah tidak sahnya shalat dan belum menggugurkan kewajiban shalat atas
seorang hamba mukmin. Sehingga saat ia mengalami hadats, baik sebelum
atau saat sedang menegakkan shalat, ia harus berwudhu supaya sah dan
diterima shalatnya.
Hikmah Wudhu
Inti ibadah shalat adalah seseorang
membayangkan dirinya berada di hadapan Allah Ta'ala. Supaya jiwanya siap
dengan itu dan mengosongkan pikirannya dari hiruk-pikuk duniawi.
Diwajibkannya wudhu sebelum mendirikan ibadah adalah karena wudhu
menjadi sarana untuk menetralkan pikiran yang tenggelam dalam pekerjaan
sehingga siap untuk mendirikan shalat.
Saat pikiran seseorang tenggelam dalam
perdagangan, pekerjaan, dan aktifitas semisalnya, lalu tiba-tiba disuruh
beribadah langsung maka akan merasa berat menunaikannya. Maka di
sinilah letak hikmahnya wudhu yang bisa membantu seseorang meninggalkan
pikiran awal lalu memberinya waktu yang cukup untuk memulai mengarahkan
pikiran agar konsentrasi pada aktifitas yang lain.
Jadi wudhu merupakan sarana untuk mengkondisikan jiwa dan pikiran seseorang agar bisa konsentrasi penuh dalam shalatnya.
Hikmah lainnya, wudhu' dalam rangkan
menyucikan diri dari hadats kecil dengan membasuh beberapa anggota tubuh
yang biasanya sering tidak tertutup oleh pakaian sehingga mudah kotor.
Karenanya saat seseorang menghadap Allah ia terlihat bersih dan indah.
Hal sebagaimana seseorang yang akan bertemu dengan orang istimewa dan
terhormat maka ia berusaha terlihat layak dengan membersihkan diri dan
memakai pakaian yang indah.
Sebagian ulama ada yang menyebutkan,
proses pembersihan empat anggota tubuh menyadarkan jiwa agar tidak
malas. Di mana malas merupakan bagian dari kotoran jiwa, maka wudhu yang
disyariatkan dalam Islam disamping membersihkan kotoran fisik juga
membersihkan kotoran jiwa tadi. Dan masih banyak lagi hikmah yang
disebutkan para ulama yang tidak mungkin disebutkan secara keseluruhan
di sini. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
Oleh : Ustadz Badrul Tamam