Pendapat tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil
Abshar Abdalla yang menyatakan bahwa Syiah dan Ahmadiyah bukanlah
penodaan agama merupakan pendapat yang tidak benar.
Demikian disampaikan oleh Wakil Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama
Muda Indonesia (MIUMI), Ustadz Fahmi Salim kepada arrahmah.com,
Senin, (26/11) Jakarta. "Ulil jelas salah dan berulangkali salah, karena dia bukan ahli
agama," Katanya
Anggota Komisi Fatwa dan Pengkajian MUI Pusat ini menjelaskan, bahwa
Ahmadiyah merupakan aliran yang sudah jelas berada di luar Islam sesuai
kesepakatan majami' ilmiyah internasional seperti OKI dan Rabithah Alam
Islami serta Fatwa MUI tahun 2008. Sehingga tidak boleh menggunakan nama
Islam dan segala atributnya. "Jika melanggar itu jelas suatu penodaan
agama yang sah," tutur Ustadz Fahmi
Sementara itu, menurutnya Syi'ah imamiyah atau Rafidhah juga sudah
jelas kesesatannya meskipun umat Islam tidak mengkafirkan mereka secara
general. Keyakinan Syiah seperti tahrif Alquran (adanya perubahan dalam
al Qur'an), kemaksuman Imam (Imam terbebas dari dosa), caci-makian dan
pengkafiran terhadap sahabat Nabi jelas bentuk kesesatan dan penodaan
agama.
Siapapun orangnya, lanjut Ustadz Fahmi, hatta yang tidak
berakidah Syiah Imamiyah/Rafidhah sekalipun. Namun, jika ia meyakini
tahrif Qur'an, maka dia murtad I'tiqadi dan jika meyakini takfir
sahabat/tadhlilu salafill ummah maka dengan sendirinya ia kafir seperti
fatwa para ulama empat mazhab sunni dalam kitab al Fatawa al
Hindiyyah karya Syaikh Nizham, Raudhatu Thalibin karya
Imam Nawawi asy Syafi'i, Mughnil Muhtaj karya Imam Syirbini asy
Syafi'i, al Qadhi Iyadh al Maliki dalam kitab As Syifa bi Ta'rif
Huquq al Musthafa, dan Syaikh Ibnu Taymiah dalam as Shorim al
Maslul.
Juga yang lebih awal dari mereka yaitu, Imam Abu Ja'far Atthahawi
(w.321 H) dalam Aqidah Thahawiyah yang menjelaskan konsekuensi
mencintai dan membenci Sahabat Nabi.
"Mencintai Sahabat adalah iman, agama dan ihsan. Membenci mereka
adalah kekufuran, nifaq dan sikap melampaui batas," tutur Ustadz Fahmi
Salim sembari mengutip kitab tersebut.
Sebagaimana diberitakan, Ulil mengklaim bahwa keberadaan Syiah dan
Ahmadiyah bukanlah penodaan bagi agama Islam, dua aliran sesat tersebut
hanyalah fenomena perbedaan tafsir, Ia baru mengakui penodaan agama jika
berbentuk menyebarkan kebencian kepada ajaran lain (Hate speech).
(bilal/arrahmah.com)