Nak, mentari baru telah terbit, 07
September 2012 sepuluh tahun sudah usiamu. Ayah dan Ibu bersyukur dapat
mengantarmu hingga hari ini. Semoga Alloh SWT senantiasa berkenan
membimbing Ayah dan Ibu dalam mendidikmu, hingga Ayah dan Ibu tak salah
langkah.
Tak seperti hari-hari ulang tahunmu yang lalu, yang pada
saat itu Ayah dan Ibu hanya memberi tahumu bahwa hari itu hari lahirmu,
dan mengajakmu untuk bersyukur kepada-Nya atas nikmat yang telah
dilimpahkan kepada kita. Hari itu ….. Ayah dan Ibu telah menyiapkan
sebuah bingkisan istimewa untukmu, berupa seperangkat alat sholat. Ayah
dan Ibu tak bermaksud mengajarkan kepadamu merayakan hari ulang tahun
dengan memberikan bingkisan itu, karena Rasululloh-pun tak pernah
mengajarkannya kepada kita.
Ayah dan Ibu memberikan bingkisan tersebut tak lain
kecuali untuk berwasiat kepadamu, bahwa pada usiamu yang telah sepuluh
tahun Rasululloh telah berpesan kepada Ayah dan Ibu tentang dirimu.
Beliau membolehkan Ayah dan Ibu memukulmu bila kau tak sholat sejak usia
itu. Itu artinya, usia sepuluh tahun bukanlah usia main-main lagi. Usia
sepuluh tahun akan menjadi tonggak ketaatanmu untuk menjalankan segala
perintah-Nya, sehingga ketika kau tak mau menjalankan perintah-Nya kau
boleh diberi hukuman.
Nak, Ayah dan Ibu tak ingin sekalipun memukulmu.
Karenanya…..ingat-ingatlah di hatimu yang paling dalam, bahwa sholat
adalah salah satu kewajiban yang harus kau jalankan. Sholat pula yang
menjadi pembeda antara seorang muslim dan orang yang kafir. Sholat
pulalah yang akan dapat menjadi penolongmu. Sholat pulalah amal yang
akan dihisab pertama kali di yaumil akhir nanti. Sholatlah yang akan
dijadikan penentu baik buruknya amal perbuatan kita. Maka dari itu, kau
harus berusaha sekuat tenaga untuk dapat memelihara sholatmu dalam
kondisi apapun dan dimanapun.
Ayah dan Ibu bangga padamu, bahwa diusiamu yang masih
demikian belia kau telah mampu memelihara sholatmu yang lima waktu walau
kini kita hidup di negri orang dan dalam lingkungan yang sangat tidak
mendukung.
Ada rasa syukur tersendiri dalam hati Ayah dan Ibu,
ketika di musim panas yang baru lalu, kau mau kami bangunkan jam tiga
dini hari untuk menjalankan sholat fajar, walau kadang kau tertidur di
sujud terakhirmu, karena tidurmu masih belum cukup. Ayah dan Ibu
berharap, kebiasaamu bangun subuh dapat terpelihara, dan meningkat
kepada bangun sebelum subuh untuk belajar sholat malam. Hingga dirimu
terpelihara oleh-Nya.
Nak, maafkan Ayah dan Ibu, karena hingga kini Ayah dan
Ibu belum mampu memberikan yang terbaik untukmu. Maafkan pula perlakuan
Ayah dan Ibu yang kadang membuatmu sakit hati. Ayah dan Ibu hanya ingin
menjadikanmu anak yang sholihah, yang berbakti kepada orang tua, taat
kepada Alloh, dapat membedakan yang haq dan yang bathil, dan mampu
melaksanakan segala kebaikan.
Masih banyak memang cita-cita yang belum berhasil Ayah
dan Ibu laksanakan, namun Ayah dan Ibu optimis. Waktu kedepan masih
panjang dan luas, harapanpun terhampar didepan mata. Semoga langkah kita
selalu dalam bimbingan-Nya. Aamiin.
Untuk anakku sayang, yang kini telah berusia sepuluh tahun
By Ummu Shofi / eramuslim.com