News Update :

Thoifah Manshurah

07 Desember 2011 20.25


Dari Jabir bin Abdullah ia mendengar rasulullah bersabda, “akan senantiasa ada sekelompok ummatku yang berperang di atas kebenaran, mereka meraih kemengan sampai hari kiamat…”.
( HR. MUSLIM )


Siapakah Mereka?

Mayoritas ulama salaf – seperti imam Ali bin Madani, Al Bukhori dan Ahmad – menyatakan bahwa thoifah manshurah adalah ashhabul hadits. Namun ada sebuah kebingungan dan kesulitan dalam memahami pemahaman ketika mendapatkan hadits – hadits tentang thoifah manshurah menyebutkan salah satu sifat utama thoifah manshurah adalah jihad fi sabilillah, sebagaimana diriwayatkan sahabat Jabir bin Abdullah, Imran bin Husain, Mu’awiyah bin Abi Sufyan dan Uqbah bin Amr Rodhiyallahu ‘anhum. Bahkan sebab disabdakannya hadits tentang thoifah manshurah adalah untuk menunjukkann tetap berlangsungnyajihad sampai hari kiamat dan bahwa islam akan menang melalui jihad :

Dari Salamah Bin Nufail Al Kindi ia berkata “ saya duduk di sisi Nabi, maka seorang laki – laki berkata “ya Rasulullah, manusia telah meninggalkan kuda perang dan menaruh senjata. Mereka mengatakan, “ tidak ada jihad lagi, perang telah selesai.” Maka rasulullah menghadapkan wajahnya dan bersabda, “ mereka berdusta!!!sekarang, sekarang perang telah tiba. Akan senantiasa ada dari umatku, yang berperang di atas kebenaran. Allah menyesatkan hati – hati sebagian manusia dan member rizqi umat tersebut dari hamba – hambanya yang tersesat ( ghanimah ). Begitulah sampai tegaknya kiamat, dan sampai datangnya janji allah. Kebaikan senantiasa tetambat dalam ubun – ubun kuda perang asmpai hari kiamat.” ( Shahih sunan Nasa’I 3333, silsilah ahadits Shahihah No. 1991).

Maka thoifah manshurah adalah kelompok ilmu dan jihad, kelompok yang berada di atas manhaj salafus sholih. Berdasarkan ilmu yang shohih dan menegakkan islam dengan jalan jihad fi sabilillah. Oleh karena itu setelah menyebutkan pendapat Imam Bukhori dan Ahmad yang menyatakan bahwa thaifah manshurah adalah ashabul hadits, imam Nawawi berkata :

“boleh jadi thaifah manshurah ini banyak tersebar di antara banyak golongan kaum mukmini, di antara mereka ada yang pemberani yang berperang, para fuqaha’, para ahli hadits, orang – orang yang zuhud, orang – orang yang beramar ma’ruf nahi munkar dan juga para pelaku kebaikan lainnya dari kalangan kaum mukminin. Mereka tidak harus berkumpul di satu daerah, namun bisa saja mereka berpencar di penjuru dunia.” ( syarah shahih Muslim .

Demikian juga Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, beliau menyatakan kelompok yang paling berhak mendapat sebutan thaifah manshurah adalah kelompok yang berjihad. Ketika berbicara tentang umat islam di Syam dan Mesir yang berjihad melawan Tartar yang beragama islam namun berhukum dengan hokum Ilyasiq( hokum positif rancangan Jengis Khan ), beliau berkata : “ adapun kelompok umat islam di Syam,Mesir dan wilayah lainnya yang saat ini berperang demi membela Islam, mereka adalah manusia yang paling berhak masuk dalam golongan thaifah manshurah yang disebutkan oleh rasulullah dalam hadits – hadits sohih yang sangat terkenal…”( Majmu’ Fatawa 28/531 ).

Maka tak di ragukan lagi. Para ulama yang berjihad adalah kelompok muslim yang paling berhak disebut sebagai thaifah manshurah. Bahkan syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakan, kelompok umat islam – sekalipun mereka adalah para ulama besar – yang tidak berjihad ketika jihad telah menjadi fardhu ‘ain maka mereka adalah kelompok penggembos ( Thaifah Mukhadzila ), bukan thaifah manshurah. 

Pada tahun 699 H tentara Tartar yang beragama Islam namun berhukum dengan Ilyasiq, bergerak akan menyerang kota Halb(Syiria), pasukan Islam adri Mesir mundur sehingga hany tersisa pasukan islam Syam yang akan berjihad melawan Tartar. Saat itu beliau menulis surat kepada kaum muslimin dan menyatakan bahwa umat Islam terpecah menjadi tiga kelompok : “ dalam menghadapi fitnah ini manusia telah terpecah menjadi tiga kelompok :

  1. Thaifah manshurah, yaitu kaum muslimin yang berjihad melawan kaum yang merusak (Tartar).
  2. Thaifah Mukhalifah( kelompok musuh ), yaitu kaum peruask ( Tatar ) dan “sampah – sampah “ kaum muslimin yang bergabung ( memihak ) kepada mereka.
  3. Thaifah Mukhadzilah, yaitu umat islam yang tidak berjihad melawan mereka sekalipun ke islaman mereka benar.. maka hendaklah setiap orang melihat, termasuk kelompok manakah dirinya. Thaifah Manshurah, Thaifah Mukhadzilah ataukah Thaifah Mukhalifah, karena tidak ada kelompok ke empat!!!!!?”. (Majmu’ Fatawa 26/416-417).
Inilah yang di fahami dengan baik oleh salaful ummah. Bahwa untuk menegakkan islam, dibutuhkan kekuatan, besi dan jihad. Tanpa jihad islam tak lebih dari sekadar teori – teori yang di hafal dan di ujikan untuk mendapatkan gelar atau sekedar syiar – syiar yang hanya dinikmati oleh individu individu semata. Tanpa adanya jihad, kehinaan dan kerendahan akan senantiasa menyertai umat islam. Tanpa jihad, islam tidak akan pernah tegak, tak akan pernah menjadi rahmatan lil ‘alamiin.

Syaikhul Islam menyatakan :
“ Dien yang haq harus ada di dalamnya kitab yang memberikan petunjuk dan pedang yang menolong. Sebagaimana Firman Allah :”sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul rasul Kami dengan membawa bukti – bukti yang nyata dan Kami telah menurunkan bersama mereka al Kitab dan Neraca ( keadilan ) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan bermanfaat bagi manusia dan supaya allah mengetahui siapa yang menolong (agama)NYA and rasul – rasul NYA padahal allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”. alKitab menerangkan perintah dan larangan allah, sedangkan pedang menolong al Kitab dan mendukungnya. Telah tegas berdasar alKitab dan As Sunnah perintah untuk membai’t Abu Bakar. Orang – orang yang membai’at Abu Bakar adalah para ahli pedang ( mujahidin )yang ta’at kepada allah. Maka khilafah nubuwwah di sematkan kepada Abu Bakar dengan Al Kitab dan Besi”( Minhaju Sunnah An Nabawiyah Fi Naqdhi Kalami Syi’ah Al Qodariyah 1/531-532, tahqiq, Dr. Muhammad Rasyad Salim “.

Tanpa jihad dakwah Islam tak akan pernah sampai kepda bangsa Persia dan Romawai. Tanpa Jihad dakwah Islam tak akan pernah sampai ke Eropa dan Afrika,. Tanpa Jiahad kemuliaan islam tidak akan tegak dan tanpa jihad khilafah al islamiyah tidak akan berdiri….

Wallahu a’lam bishshowab.
 

© Copyright Indahnya Islam 2010 - 2016 | Powered by Blogger.com.